Tafsir Ibnu Katsir: إِذۡ نَادَىٰهُ رَبُّهُۥ ("Tatkala Rabb-Nya memanggilnya") yakni Dia mengajaknya bicara seraya memanggilnya, بِٱلۡوَادِ ٱلۡمُقَدَّسِ طُوًى ("Di lembah suci, yaitu lembah Thuwaa") yakni nama sebuah lembah. Demikian menurut pendapat yang benar.
تَرْجُفُ الرَّاجِفَةُ ۟ۙ تَتْبَعُهَا الرَّادِفَةُ ۟ؕ قُلُوْبٌ یَّوْمَىِٕذٍ وَّاجِفَةٌ ۟ۙ اَبْصَارُهَا خَاشِعَةٌ ۟ۘ یَقُوْلُوْنَ ءَاِنَّا لَمَرْدُوْدُوْنَ فِی الْحَافِرَةِ ۟ؕ 3 The Tafsir of Surat An-Nazi`at (Chapter - 79) Which was revealed in Makkah بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـنِ الرَّحِيمِ
(An-Nazi'at: 17) Yakni bertindak sewenang-wenang, jahat, dan zalim. {فَقُلْ هَلْ لَكَ إِلَى أَنْ تَزَكَّى} Dan katakanlah (kepada Fir'aun), "Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)?" (An-Nazi'at: 18)