Viewthe profiles of people named La Yamutu Wala Yahya. Join Facebook to connect with La Yamutu Wala Yahya and others you may know. Facebook gives people
- Kejayaan kelompok massa 212 dinilai sudah mulai berakhir. Kelompok tersebut bahkan dinilai sudah tak lagi dilirik oleh kandidat calon presiden yang akan berlaga di pilpres 2024 nanti. Melansir dari - jaringan Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno menyampaikan pendapatnya soal masa kejayaan kelompok 212 tersebut. Ia lantas memprediksi bahwa kelompok ini sudah tidak bisa berbuat banyak pada Pilpres 2024 mendatang. Adi menyampaikan hal ini sebagai tanggapan terkait arah dukungan politik kelompok 212 pada Pilpres nanti. Diketahui, sejumlah pihak memperkirakan kelompok tersebut kemungkinan akan berpaling dari Prabowo Subianto yang pernah mereka dukung pada Pilpres 2019 lalu. Baca Juga Saling Sindir, Hubungan Jokowi dengan Anies Makin Rumit Menjelang Pilpres "Tak ada lagi pengaruh dukungannya, sudah lewat momentumnya," kata Adi kepada wartawan Selasa 7/12/2021. Sejumlah massa mengikuti Tasyakur Reuni 212 se-Priangan Timur di Halaman Mesjid Agung, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Kamis 2/12/2021. ANTARA FOTO/Adeng BustomiLebih lanjut, Adi mengatakan bahwa kelompok 212 saat ini sudah tidak lagi dilirik oleh para kandidat calon presiden yang akan maju pada Pilpres 2024 mendatang. Adi juga menerangkan, tak lakunya dukungan dari kelompok ini karena kelompok yang diketuai oleh Slamet Maarif itu selama ini terlalu bermain di kancah politik ketimbang terlibat dalam kegiatan-kegiatan keagamaan. Akibatnya, kelompok ini mulai ditinggal oleh para anggota. "Massa 212 tinggal kenangan. Bahasa arabnya la yamutu wala yahya. Tak hidup dan tak mati. Ada tapi terlihat tiada. Tentu karena 212 mulai tak laku, karena sangat kentara gerakan politiknya ketimbang gerakan keagamaan," terangnya. Adi lantas menunjukkan Bukti melemahnya kelompok 212. Menurutnya, hal itu terlihat ketika reuni 212 pada Kamis 2 Desember 2021 lalu yang minim antusiasme peserta. Baca Juga Ganjar dan Anies Keok! Anak-anak Muda Malah Lebih Senang dengan Capres Prabowo Antusiasme para loyalisnya menurut Adi sudah merosot jauh dari penyelenggaraan di tahun-tahun sebelumnya, sehingga anggota Alumni 212 yang datang saat agenda reuni itu hanya segelintir orang saja.
Subhanallahwalhamdulillah wala ilaaha illallahu wallahu akbar wala haulawala quwwata illa billahil 'aliyyil 'adzim . fa zakkir in nafaāatiz-zikra. sayazzakkaru may yakhsya. wa yatajannabuhal-asyqa. allazi yaslan-naral-kubra. summa la yamutu fiha wa la yahya. qad aflaha man tazakka. wa zakarasma rabbihi fa salla. bal tuāsirunal-hayatad
Bagian 5 La Yamutu Wala Yahya Asmo Dio Pamuji yang biasa dipanggil Pam⦠Di sakuku ini tercantel kalau pakai diksi ātergantungā agak aneh pena merah putih pemberiannya dua hari lalu. Aku tak mengerti kenapa harus merah putih. Merah, warna favoritnya, dan putih, warna yang paling tidak aku sukai. Masaā iya pena ini melambangkan bendera kebangsaan Indonesia? Tapi tak masalah. Aku mengagumi pena darinya selayaknya aku kagumi dirinya. Mungkinkah pena ini yang dia pakai untuk menulis surat beraksara Arab tanpa tanda baca yang mana aku bisa membacanya sementara dia heran tak percaya bagaimana aku bisa membaca suku kata demi suku kata suratnya itu? Lalu kotak ini? Kotak ini semestinya berisi dua pena. Kenapa hanya satu yang dia hadiahkan? Dia kemanakan pena satunya? Disimpan? Pena couple, ya? Aku bahkan tak menyangka isi kado kecil yang dia bungkus dengan kertas payung adalah sebuah pena. Yang aku sangkakan aku mungkin mendapat tempat di hatinya. Boleh saja kan, aku berprasangka demikian? Jika tidak ada tempat buatku di hatinya, mengapa pena ini dia berikan untukku dengan cara sespesial itu? Pam yang parfumnya bau bedak bayi dan kadang-kadang bau kopi⦠Malam ini kutulis surel untuknya. Surel darinya kemarin itu baru kubaca. [Pam] Lintang, gimana penanya enak nggak dipake? [Lintang] Alkhamdulillah, syukran Pam, lumayan enak dipake. Tadi juga tak pake buat nulis agenda surat masuk di kantor. Suka sama penanya. Heheh. [Pam] Lintang, jangan sampai hilang, ya. Dijaga baik-baik. [Lintang] Iya, insya Allah ya, Pam. ^^ Ngomong-ngomong Pam lagi apa? [Pam] Habis baca koran. Lintang udah baca belum? [Lintang] Wahā¦malem gini baca koran? Aku baca korannya pagi..hehe. [Pam] Koran itu maksudnya Quran in English. Lintang kalo belum rajin baca koran, kepalanya jilbaban dulu gih..kayak Ismi tu lho..He..heā¦he.. [Lintang] Kamu kenapa sih nyuruh-nyuruh aku pake jilbab terus? Aku tuh belum pengen berhijab. Lagian ngapain kamu ngurusin aku? Pake banding-bandingin sama Ismi segala!! Toh aku juga bukan siapa-siapamu. Bukan calon istrimu juga. Lagian kamu kan pengen nikah sama perempuan yang belum pernah pacaran. Sana nikahin Ismi dan ga usah ngatur-ngatur aku! Dua tanduk muncul di kepalaku. Kombinasi antara marah dan kesal berkecamuk di dalam dada. Bukan aku tidak terima diberi nasihat untuk berhijab, aku hanya benar-benar tidak suka jika dibanding-bandingkan dengan perempuan lain. Bukan tidak suka, lebih tepatnya cemburu. Ismi lagi, Ismi lagi. Perempuan itu tampaknya begitu sempurna di mata Pam. Selalu diagungkan. Selalu dipuji. Sudah hafal empat juz Al Quran, katanya. Berhijab syarāi dan berakhlak karimah, katanya. Lemah lembut, keibuan, dan bisa menjaga pandangan, katanya. Juga cantik, juga manis, katanya. Sampai detik ini aku bahkan belum tahu sosok Ismi seperti apa. Aku berusaha mencari fotonya lewat akun media sosialnya, tapi tak ada satupun foto yang diunggah. [Pam] La yamutu wala yahya. Pam membalas lagi surelku yang berisi omelan tadi. [Lintang] Apa itu? [Pam] La yamutu wala yahya tidak bermutu menghabiskan biaya. Buat apa aku berdebat sama kamu. Aku cuma berusaha ngasih saran, tapi responmu begitu. Dibilangin marah. Dikasih tau, nggak terima. Malah nyambungnya ke calon istri segala. Ngasih nasehat itu nggak cuma ke keluarga atau pasangan. Siapapun bisa saling menasehati. Kan itu sudah jelas perintah agama, bukan perintahku. Kok nggak terima. Kalo gitu kan mendingan aku tidur. Sayang sama waktuku. Sudah ya, kholas. Selepas membalas surelku itu, Pam offline. Aku tak tahu apa dia benar-benar tidur. Yang jelas surel terakhirnya membuatku merasa kftisqinndnaaqjpigbfcxdj, tak terdefinisi. Pam, mengertilah.. Aku hanya cemburu. Maaf, aku hanya cemburu. Bukankah yang paling egois dari cinta adalah rasa cemburu? Pam, beritahu aku mana yang nyata, mana yang maya. Jangan membuatku selalu merasa bagai ratu, lalu tiba-tiba menyadari bahwa aku ternyata hanya selir belaka. Mengertilah.. Jika memang pilihanmu bukan aku, pergilah saja meski meninggalkan luka. Setidaknya luka itu tak separah jika kau pergi nanti-nanti. Sampai hatikah kau melihatku memupuk rasa sayangku hingga sesubur ini lalu terinjak-injak dan mati sia-sia? Bersambungā¦
Lailaha illal-lah, wahdahu la shareeka lah, lahul-mulku walahul-hamd, wahuwa AAala kulli shayin qadeer. la hawla wala quwwata illa billah, la ilaha illal-lah, wala naAAbudu illa iyyah, lahun-niAAmatu walahul-fadl walahuth-thana-ol- hasan, la ilaha illal-lah mukhliseena lahud-deen walaw karihal-kafiroon. āNone has the right to be worshipped except Allah, alone, without
SuatuUniversitas Energi Sejati ā Kulvitasi Ingsun Sejati, edisi 1. 1 Muharram 1433H. 2. saat kita berada dalam situasi yang serba mudah, saat lain dalam keadaan terjepit, bahkan frustasi oleh keadaan yang tidak berjalan dengan semestinya, sehingga hidurpun seperti menjadi serba sulit.
Subhanalmalikil ma'bud, subhanal malikil ma'bud Subhanal malikil hayyillazi la yanamu wala yamutu wala yafutu abadan, Subbuhun quddusun rabbuna wa rabbul malaikatu warruh, Subhanallahi
. 461 227 496 266 448 393 260 320
la yamutu wala yahya