TeksPidato Tentang Hari Kiamat Kumpulan Referensi Teks Pidato . Sementara itu tanda-tanda besar datangnya kiamat. Teks ceramah agama tentang hari kiamat. Admin dari blog Terkait Teks 2019 juga mengumpulkan gambar-gambar lainnya terkait teks ceramah agama tentang hari kiamat dibawah ini. 2018 pdf skb 3 menteri tentang hari libur nasional dan

Seorang sahabat kami tercinta, dulunya adalah orang yang menuntun kami untuk mengenal ajaran islam yang haq yang benar. Awalnya, ia begitu gigih menjalankan ajaran Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Ia pun selalu memberikan wejangan dan memberikan beberapa bacaan tentang Islam kepada kami. Namun beberapa tahun kemudian, kami melihatnya begitu berubah. Ajaran Nabi shallallahu alaihi wa sallam yang sebenarnya adalah suatu yang wajib bagi seorang pria, lambat laun menjadi pudar dari dirinya. Ajaran tersebut tertanggal satu demi satu. Dan setelah lepas dari dunia kampus, kabarnya pun sudah semakin tidak jelas. Kami hanya berdo’a semoga sahabat kami ini diberi petunjuk oleh Allah. Berlatar belakang inilah, kami menyusun risalah ini. Dengan tujuan agar kaum muslimin yang telah mengenal agama Islam yang hanif ini dan telah mengenal lebih mendalam ajaran Nabi shallallahu alaihi wa sallam bisa mengetahui bagaimanakah kiat agar tetap istiqomah dalam beragama, mengikuti ajaran Nabi dan agar bisa tegar dalam beramal. Semoga bermanfaat. Keutamaan Orang yang Bisa Terus Istiqomah Yang dimaksud istiqomah adalah menempuh jalan agama yang lurus benar dengan tidak berpaling ke kiri maupun ke kanan. Istiqomah ini mencakup pelaksanaan semua bentuk ketaatan kepada Allah lahir dan batin, dan meninggalkan semua bentuk Inilah pengertian istiqomah yang disebutkan oleh Ibnu Rajab Al Hambali. Di antara ayat yang menyebutkan keutamaan istiqomah adalah firman Allah Ta’ala, إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلائِكَةُ أَلا تَخَافُوا وَلا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan “Rabb kami ialah Allah” kemudian mereka istiqomah pada pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan “Janganlah kamu merasa takut dan janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan memperoleh surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu”.” QS. Fushilat 30 Yang dimaksud dengan istiqomah di sini terdapat tiga pendapat di kalangan ahli tafsir [1] Istiqomah di atas tauhid, sebagaimana yang dikatakan oleh Abu Bakr Ash Shidiq dan Mujahid, [2] Istiqomah dalam ketaatan dan menunaikan kewajiban Allah, sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Abbas, Al Hasan dan Qotadah, [3] Istiqomah di atas ikhlas dan dalam beramal hingga maut menjemput, sebagaimana dikatakan oleh Abul Aliyah dan As Dan sebenarnya istiqomah bisa mencakup tiga tafsiran ini karena semuanya tidak saling bertentangan. Ayat di atas menceritakan bahwa orang yang istiqomah dan teguh di atas tauhid dan ketaatan, maka malaikat pun akan memberi kabar gembira padanya ketika maut menjemput3 “Janganlah takut dan janganlah bersedih”. Mujahid, Ikrimah, dan Zaid bin Aslam menafsirkan ayat tersebut “Janganlah takut pada akhirat yang akan kalian hadapi dan janganlah bersedih dengan dunia yang kalian tinggalkan yaitu anak, keluarga, harta dan tanggungan utang. Karena para malaikat nanti yang akan mengurusnya.” Begitu pula mereka diberi kabar gembira berupa surga yang dijanjikan. Dia akan mendapat berbagai macam kebaikan dan terlepas dari berbagai macam kejelekan. 4 Zaid bin Aslam mengatakan bahwa kabar gembira di sini bukan hanya dikatakan ketika maut menjemput, namun juga ketika di alam kubur dan ketika hari berbangkit. Inilah yang menunjukkan keutamaan seseorang yang bisa istiqomah. Al Hasan Al Bashri ketika membaca ayat di atas, ia pun berdo’a, “Allahumma anta robbuna, farzuqnal istiqomah Ya Allah, Engkau adalah Rabb kami. Berikanlah keistiqomahan pada kami.”5 Yang serupa dengan ayat di atas adalah firman Allah subhanahu wa ta’ala, إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلا هُمْ يَحْزَنُونَ, أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ خَالِدِينَ فِيهَا جَزَاءً بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan “Rabb kami ialah Allah”, kemudian mereka tetap istiqamah maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka tiada pula berduka cita. Mereka itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” QS. Al Ahqaf 13-14. Dari Abu Amr atau Abu Amrah Sufyan bin Abdillah, beliau berkata, يَا رَسُولَ اللَّهِ قُلْ لِى فِى الإِسْلاَمِ قَوْلاً لاَ أَسْأَلُ عَنْهُ أَحَدًا بَعْدَكَ – وَفِى حَدِيثِ أَبِى أُسَامَةَ غَيْرَكَ – قَالَ قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ فَاسْتَقِمْ ». “Wahai Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, ajarkanlah kepadaku dalam agama islam ini ucapan yang mencakup semua perkara islam sehingga aku tidak perlu lagi bertanya tentang hal itu kepada orang lain setelahmu [dalam hadits Abu Usamah dikatakan, “selain engkau”]. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Katakanlah “Aku beriman kepada Allah“, kemudian beristiqamahlah dalam ucapan itu.”6 Ibnu Rajab mengatakan, “Wasiat Nabi shallallahu alaihi wa sallam ini sudah mencakup wasiat dalam agama ini seluruhnya.”7 Pasti Ada Kekurangan dalam Istiqomah Ketika kita ingin berjalan di jalan yang lurus dan memenuhi tuntutan istiqomah, terkadang kita tergelincir dan tidak bisa istiqomah secara utuh. Lantas apa yang bisa menutupi kekurangan ini? Jawabnnya adalah pada firman Allah Ta’ala, قُلْ إِنَّمَا أَنَا بَشَرٌ مِثْلُكُمْ يُوحَى إِلَيَّ أَنَّمَا إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَاسْتَقِيمُوا إِلَيْهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ “Katakanlah “Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu, diwahyukan kepadaku bahwasanya Rabbmu adalah Rabb Yang Maha Esa, maka tetaplah istiqomah pada jalan yan lurus menuju kepada-Nya dan mohonlah ampun kepada-Nya.” QS. Fushilat 6. Ayat ini memerintahkan untuk istiqomah sekaligus beristigfar memohon ampun pada Allah. Ibnu Rajab Al Hambali menjelaskan, “Ayat di atas “Istiqomahlah dan mintalah ampun kepada-Nya” merupakan isyarat bahwa seringkali ada kekurangan dalam istiqomah yang diperintahkan. Yang menutupi kekurangan ini adalah istighfar memohon ampunan Allah. Istighfar itu sendiri mengandung taubat dan istiqomah di jalan yang lurus.”8 Kiat Agar Tetap Istiqomah Ada beberapa sebab utama yang bisa membuat seseorang tetap teguh dalam keimanan. Pertama Memahami dan mengamalkan dua kalimat syahadat dengan baik dan benar. Allah Ta’ala berfirman, يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِي الآخِرَةِ وَيُضِلُّ اللَّهُ الظَّالِمِينَ وَيَفْعَلُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ “Allah meneguhkan iman orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang lalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.” QS. Ibrahim 27 Tafsiran ayat “Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh …” dijelaskan dalam hadits berikut. الْمُسْلِمُ إِذَا سُئِلَ فِى الْقَبْرِ يَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ ، فَذَلِكَ قَوْلُهُ يُثَبِّتُ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِى الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِى الآخِرَةِ “Jika seorang muslim ditanya di dalam kubur, lalu ia berikrar bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, maka inilah tafsir ayat “Allah meneguhkan iman orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat”.”9 Qotadah As Sadusi mengatakan, “Yang dimaksud Allah meneguhkan orang beriman di dunia adalah dengan meneguhkan mereka dalam kebaikan dan amalan sholih. Sedangkan di akhirat, mereka akan diteguhkan di kubur ketika menjawab pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir, pen.” Perkataan semacam Qotadah diriwayatkan dari ulama salaf Mengapa Allah bisa teguhkan orang beriman di dunia dengan terus beramal sholih dan di akhirat alam kubur dengan dimudahkan menjawab pertanyaan malaikat “Siapa Rabbmu, siapa Nabimu dan apa agamamu”? Jawabannya adalah karena pemahaman dan pengamalannya yang baik dan benar terhadap dua kalimat syahadat. Dia tentu memahami makna dua kalimat syahadat dengan benar. Memenuhi rukun dan syaratnya. Serta dia pula tidak menerjang larangan Allah berupa menyekutukan-Nya dengan selain-Nya, yaitu berbuat syirik. Oleh karena itu, kiat pertama ini menuntunkan seseorang agar bisa beragama dengan baik yaitu mengikuti jalan hidup salaful ummah yaitu jalan hidup para sahabat yang merupakan generasi terbaik dari umat ini. Dengan menempuh jalan tersebut, ia akan sibuk belajar agama untuk memperbaiki aqidahnya, mendalami tauhid dan juga menguasai kesyirikan yang sangat keras Allah larang sehingga harus dijauhi. Oleh karena itu, jalan yang ia tempuh adalah jalan Ahlus Sunnah wal Jama’ah dalam beragama yang merupakan golongan yang selamat yang akan senantiasa mendapatkan pertolongan Allah. Kedua Mengkaji Al Qur’an dengan menghayati dan merenungkannya. Allah menceritakan bahwa Al Qur’an dapat meneguhkan hati orang-orang beriman dan Al Qur’an adalah petunjuk kepada jalan yang lurus. Allah Ta’ala berfirman, قُلْ نَزَّلَهُ رُوحُ الْقُدُسِ مِنْ رَبِّكَ بِالْحَقِّ لِيُثَبِّتَ الَّذِينَ آمَنُوا وَهُدًى وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ “Katakanlah “Ruhul Qudus Jibril11 menurunkan Al Qur’an itu dari Rabbmu dengan benar, untuk meneguhkan hati orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri kepada Allah”.” QS. An Nahl 102 Oleh karena itu, Al Qur’an itu diturunkan secara beangsur-angsur untuk meneguhkan hati Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sebagaimana terdapat dalam ayat, وَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَوْلا نُزِّلَ عَلَيْهِ الْقُرْآنُ جُمْلَةً وَاحِدَةً كَذَلِكَ لِنُثَبِّتَ بِهِ فُؤَادَكَ وَرَتَّلْنَاهُ تَرْتِيلا “Berkatalah orang-orang yang kafir “Mengapa Al Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya sekali turun saja?”; demikianlah supaya Kami perkuat hatimu dengannya dan Kami membacakannya secara tartil teratur dan benar.” QS. Al Furqon 32 Al Qur’an adalah jalan utama agar seseorang bisa terus kokoh dalam agamanya. 12 Alasannya, karena Al Qur’an adalah petunjuk dan obat bagi hati yang sedang ragu. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman, هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ “Al Qur’an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman.” QS. Fushilat 44. Qotadah mengatakan, “Allah telah menghiasi Al Qur’an sebagai cahaya dan keberkahan serta sebagai obat penawar bagi orang-orang beriman.”13 Ibnu Katsir menafsirkan ayat tersebut, “Katakanlah wahai Muhammad, Al Qur’an adalah petunjuk bagi hati orang beriman dan obat penawar bagi hati dari berbagai keraguan.”14 Oleh karena itu, kita akan saksikan keadaan yang sangat berbeda antara orang yang gemar mengkaji Al Qur’an dan merenungkannya dengan orang yang hanya menyibukkan diri dengan perkataan filosof dan manusia lainnya. Orang yang giat merenungkan Al Qur’an dan memahaminya, tentu akan lebih kokoh dan teguh dalam agama ini. Inilah kiat yang mesti kita jalani agar kita bisa terus istiqomah. Ketiga Iltizam berkomitmen dalam menjalankan syari’at Allah Maksudnya di sini adalah seseorang dituntunkan untuk konsekuen dalam menjalankan syari’at atau dalam beramal dan tidak putus di tengah jalan. Karena konsekuen dalam beramal lebih dicintai oleh Allah daripada amalan yang sesekali saja dilakukan. Sebagaimana disebutkan dalam hadits dari ’Aisyah –radhiyallahu ’anha-, beliau mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ ”Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta’ala adalah amalan yang kontinu walaupun itu sedikit.” ’Aisyah pun ketika melakukan suatu amalan selalu berkeinginan keras untuk merutinkannya. 15 An Nawawi rahimahullah mengatakan, ”Ketahuilah bahwa amalan yang sedikit namun konsekuen dilakukan, itu lebih baik dari amalan yang banyak namun cuma sesekali saja dilakukan. Ingatlah bahwa amalan sedikit yang rutin dilakukan akan melanggengkan amalan ketaatan, dzikir, pendekatan diri pada Allah, niat dan keikhlasan dalam beramal, juga akan membuat amalan tersebut diterima oleh Sang Kholiq Subhanahu wa Ta’ala. Amalan sedikit namun konsekuen dilakukan akan memberikan ganjaran yang besar dan berlipat dibandingkan dengan amalan yang sedikit namun sesekali saja dilakukan.”16 Ibnu Rajab Al Hambali menjelaskan, ”Amalan yang dilakukan oleh Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam adalah amalan yang konsekuen dilakukan kontinu. Beliau pun melarang memutuskan amalan dan meninggalkannya begitu saja. Sebagaimana beliau pernah melarang melakukan hal ini pada sahabat ’Abdullah bin ’Umar.”17 Yaitu Ibnu ’Umar dicela karena meninggalkan amalan shalat malam. Dari Abdullah bin Amr bin Al Ash radhiyallahu anhuma, ia mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam berkata padanya, يَا عَبْدَ اللَّهِ ، لاَ تَكُنْ مِثْلَ فُلاَنٍ ، كَانَ يَقُومُ اللَّيْلَ فَتَرَكَ قِيَامَ اللَّيْلِ ”Wahai Abdullah, janganlah engkau seperti si fulan. Dulu dia biasa mengerjakan shalat malam, namun sekarang dia tidak mengerjakannya lagi.”18 Selain amalan yang kontinu dicintai oleh Allah, amalan tersebut juga dapat mencegah masuknya virus ”futur” jenuh untuk beramal. Jika seseorang beramal sesekali namun banyak, kadang akan muncul rasa malas dan jenuh. Sebaliknya jika seseorang beramal sedikit namun ajeg terus menerus, maka rasa malas pun akan hilang dan rasa semangat untuk beramal akan selalu ada. Itulah mengapa kita dianjurkan untuk beramal yang penting kontinu walaupun jumlahnya sedikit. -Tunggu kelanjutan artikel ini pada seri kedua, semoga Allah mudahkan- Penulis Muhammad Abduh Tuasikal Artikel dipublish ulang oleh Footnote 1 Jaami’ul Ulum wal Hikam, Ibnu Rajab Al Hambali, hal. 246, Darul Muayyid, cetakan pertama, tahun 1424 H. 2 Lihat Zaadul Masiir, Ibnul Jauziy, 5/304, Mawqi’ At Tafasir. 3 Ini pendapat Mujahid, As Sudi dan Zaid bin Aslam. Lihat Tafsir Al Qur’an Al Azhim, Ibnu Katsir, 7/177, Dar Thoyyibah, cetakan kedua, tahun 1420 H. 4 Tafsir Al Qur’an Al Azhim, 7/177. 5 Jaami’ul Ulum wal Hikam, hal. 245. 6 HR. Muslim no. 38. 7 Jaami’ul Ulum wal Hikam, hal. 246. 8 Idem 9 HR. Bukhari no. 4699 dan Muslim no. 2871, dari Al Barro’ bin Azib. 10 Tafsir Al Qur’an Al Azhim, 4/502. 11 Malaikat Jibril disebut ruhul qudus oleh Allah agar beliau tersucikan dari segala macam aib, sifat khianat, dan kekeliruan Lihat Taisir Al Karimir Rohman, Abdurrahman bin Nashir As Sa’di, hal. 449, Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1423 H. Sehingga tidak boleh dikatakan bahwa Jibril memanipulasi ayat atau menyatakan bahwa Al Qur’an adalah perkataan Jibril dan bukan dari Allah. Ini sungguh telah menyatakan Jibril khianat dalam menyampaikan wahyu dari Allah. Wallahul muwaffiq. 12 Lihat Wasa-il Ats Tsabat, Syaikh Sholih Al Munajjid, hal. 2-3, Asy Syamilah. 13 Lihat Jaami’ul Bayan fii Ta’wilil Qur’an, Ibnu Jarir Ath Thobari, 21/438, Muassasah Ar Risalah, cetakan pertama, tahun 1420 H. 14 Tafsir Al Qur’an Al Azhim, 7/184. 15 HR. Muslim no. 783, Kitab shalat para musafir dan qasharnya, Bab Keutamaan amalan shalat malam yang kontinu dan amalan lainnya. 16 Syarh Muslim, An Nawawi, 6/71, Dar Ihya’ At Turots, cetakan kedua, tahun 1392 H. 17 Fathul Baari lii Ibni Rajab, 1/84, Asy Syamilah 18 HR. Bukhari no. 1152.

CeramahAgama Dalam Organisasi Teks Pembukaan 3 Contoh dan Unsur Ceramah Agama Organisasi Oleh Novi Diposting pada 24/12/2019 26/04/2021 Anda Pembaca Ke 133 Hari Ini. Pidato yang menyampaikan tentang ajaran agama, bentuknya dapat berupa petuah, petunjuk, nasihat, maupun berbagai cerita religi. Ilustrasi seorang laki-laki mayampaikan kultum tentang istiqamah. Foto Contoh Teks Kultum tentang Istiqamah dalam Mengenal Allah SWTAlhamdulillah, syukur yang tiada terkira kita panjatkan ke hadirat Allah subhanahu wata’ala sebab atas ridha dan rahmat-Nya kita bisa berkumpul di tempat yang tempat ini untuk lebih mengenal Allah SWT. Bukan untuk mengetahui siapa Allah, namun kita memiliki tugas untuk lebih dekat dengan-Nya, yakni dengan cara beratnya istiqomah. Meskipun tahu akhirat adalah kehidupan abadi dan masa depan hakiki, kita kerap tertipu dengan dunia. Kita sering kecanduan dengan kesenangan bagaimana cara untuk istiqamah untuk bisa mengenal Allah?Pertama, berdoa agar hati kita tetap istiqamah dan tidak mudah berubah. Di antara doanya,يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَArtinya, “Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu” HR at-Tirmidzi.Kedua, berkumpul dengan orang-orang yang saleh yang mengantarkan pada kebaikan.‎وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ“Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan senja hari dengan mengharap wajah-Nya.” QS al-Kahfi 28Ayat ini menyimpan makna agar kita senantiasa bersama orang-orang yang saleh sebab membersamai mereka bukan hanya bisa menenangkan hati namun juga mendorong diri untuk selalu berbuat berusaha beribadah terus-menerus walaupun hanya sedikit, sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,أَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّArtinya, “Amalan yang paling dicintai di sisi Allah ta’ala adalah amalan yang dilakukan secara terus-menrus dawam walau jumlahnya sedikit.” Muttafaqun AlaihMenyadari bahwa dunia adalah kehidupan sementara dan kesenangan menipu, membuat kita berhati-hati. Ketika muncul godaan, kita sadar itu adalah tipuan yang bisa menjauhkan kita dari istiqamah. Maka kita pun segera kembali dalam mengenal Allah menyampaikan kultum dengan tema istiqamah. Foto adalah luzum tha’atillah konsisten dalam ketaatan dan kepatuhan kepada Allah ta’ala. Orang yang istiqamah adalah orang yang senantiasa konsisten taat kepada Allah, melaksanakan segenap kewajiban dan meninggalkan berbagai perkara yang berhasil istiqamah dalam kataatan kepada Allah, maka surga-lah tempatnya di akhirat. Allah ta’ala berfirmanإِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ الْمَلَائِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَبْشِرُوا بِالْجَنَّةِ الَّتِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَArtinya, “Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan, Tuhan kami ialah Allah’, kemudian mereka istiqamah, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan, Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih, dan gembirakanlah mereka dengan surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu’,” QS Fushshilat 30Firman Allah “Kemudian mereka istiqamah” dalam ayat tersebut, menurut Abu Bakar bermakna, “Mereka tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apa pun.” Menurut Ibnu Abbas, “Mereka konsisten dalam melaksanakan kewajiban.” Sementara kata Qatadah, “Istiqamah dalam ketaatan kepada Allah.”Allah juga memerintahkan Nabi-Nya untuk Istiqamahفَلِذَلِكَ فَادْعُ وَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْMaknanya “Maka karena itu serulah mereka kepada agama ini dan istiqamahlah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu mereka" QS asy-Syura 15Salah seorang sahabat pernah berkata kepada Nabi, “Wahai Rasulullah, katakan kepadaku tentang Islam sebuah perkataan sehingga aku tidak perlu bertanya lagi kepada siapa pun setelahnya.” Rasulullah menjawabقُلْ آمَنْتُ بِاللهِ ثُمَّ اسْتَقِمْArtinya, “Katakanlah aku beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah” HR. MuslimIstiqamah adalah salah satu tonggak yang sangat penting bagi sebuah bangsa atau umat agar bisa berjaya, menempati posisi yang mulia dan memimpin lajunya peradaban dunia. Suatu umat atau sebuah bangsa yang kehilangan permata istiqamah ini akan kehilangan arah dan mudah dikalahkan oleh musuh-musuhnya. Karena dengan hilangnya istiqamah, moral akan rusak, perbuatan keji dan hina akan menyebar, kerusakan akan merajalela, kekacauan akan merata dan umat akan dihantui oleh rasa hasud, dengki dan istiqamah akan memberikan buah yang manis di tengah-tengah umat yang berpegang teguh dengannya. Seorang warga atau individu yang istiqamah akan hidup tenang, damai, taat dan tunduk kepada Allah, tidak menyakiti orang lain, bersabar ketika disakiti orang lain, selalu berperan serta dalam melakukan perbaikan-perbaikan di tengah masyarakat dan membimbing orang yang tersesat ke jalan yang kita selalu istiqamah di jalan Allah meski zaman berubah, walaupun tahun telah berganti. Kita manfaatkan masa-masa hidup yang sementara ini untuk taat kepada Allah. Kehidupan kita di dunia ini adalah nikmat yang harus disyukuri dengan berupaya meraih kebaikan dunia dan diberi amanah berupa nikmat waktu, agar kita beramal tanpa ditunda-tunda lagi, tanpa kebingungan dan kehilangan arah. Hari-hari kita hidup di dunia, itulah umur kita. Orang yang tidak memanfaatkan umurnya maka umur itu yang akan melindasnya tanpa ia bisa meraih apa pun dari kehidupan yang fana ini. Al-Hasan al-Bashri pernah mengatakanابْنَ آدَمَ، إِنَّمَا أَنْتَ أَيَّامٌ، كُلَّمَا ذَهَبَ يَوْمٌ، ذَهَبَ بَعْضُكَ“Wahai manusia, engkau tidak lain adalah hari-hari yang terus berjalan, setiap lewat suatu hari maka sebagian dari dirimu telah hilang dan lenyap.”Bahkan al-Khalil bin Ahmad al-Farahidi sangat menyayangkan waktu yang berlalu begitu saja hanya untuk makan. Ia mengatakan“Waktu yang sangat aku sayangkan pergi begitu saja adalah saat aku makan.”Kita mungkin tidak bisa mencapai tingkatan beliau. Tapi setidaknya apa yang beliau sampaikan menjadi cambuk bagi kita untuk selalu memanfaatkan waktu dengan kita terus istiqamah. Kita rawat dan jaga keimanan kita dari hal-hal yang merusak dan memutuskannya. Kita konsisten dalam taat kepada Allah. Ketaatan kepada Allah adalah cahaya di alam kubur, penyelamat di atas jembatan shirath di hari kemudian dan keberuntungan di hari kebangkitan. GADONG Sabtu 8 Mei - Pasukan Polis Diraja Brunei (PPDB) melalui Badan Ugama Islam (BUI) telah mengendalikan satu ceramah agama berkisar mengenai keberkatan dan kebaikan yang perlu direbut di Bulan Ramadhan pada tahun ini. Majlis berlangsung pada 8 Mei 2021 di Surau Sementara, Dewan Persidangan PPDB, Ibu Pejabat Polis Gadong. Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ؛ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوْبُ إِلَيْهِ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ؛ صَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ مَعَاشِرَ المُؤْمِنِيْنَ عِبَادَ اللهِ اِتَّقُوْا اللهَ تَعَالَى وَرَاقِبُوْهُ فِي السِرِّ وَالعَلَانِيَةِ وَالغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ مُرَاقَبَةً مَنْ يَعْلَمُ أَنَّ رَبَّهُ يَسْمَعُهُ وَيَرَاهُ . Kaum muslimin, Dalam shalat maghrib, Abu Bakar ash-Shiddiq radhiallahu anhu memanjatkan doa kepada Allah Ta’ala رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi karunia”. [Quran Ali Imran 8]. Doa ini dibaca Abu Bakar sekitar lima hari setelah wafatnya Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Dimana banyak orang-orang murtad sepeninggal beliau. Dan Abu Bakar sendiri adalah orang yang memerangi orang-orang murtad tersebut. Karena fenomena banyaknya orang murtad dan tergelincir setelah sebelumnya memeluk Islam, Abu Bakar pun memanjatkan doa ini dalam shalatnya. Meminta keteguhan dalam memegang agama dan dijauhkan dari tergelincir adalah sesuatu yang hendaknya membasahi lisan-lisan orang-orang yang sadar akan akhirat dan senantiasa berharap rahmat Allah. Tidak sepantasnya lisan seseorang mukmin luput dari memohon istiqomah dan senantiasa dalam ketaatan kepada Allah Ta’ala. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam adalah seseorang yang Allah janjikan akan memberinya suatu pemberian yang membuatnya ridha. Beliau mendapatkan kedudukan yang mulia di surga. Kedudukan yang tidak didapatkan seorang pun selain beliau. Dijamin ampunan dosa, baik yang telah dilakukan maupun yang belum dilakukan. Dan keutamaan-keutamaan lainnya. Tapi beliau tetap meminta istiqomah kepada Allah Ta’ala. عَنْ أَنَسٍ، قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُكْثِرُ أَنْ يَقُولَ ‏”‏ يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ ‏”‏ ‏.‏ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ آمَنَّا بِكَ وَبِمَا جِئْتَ بِهِ فَهَلْ تَخَافُ عَلَيْنَا قَالَ ‏”‏ نَعَمْ إِنَّ الْقُلُوبَ بَيْنَ أَصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ اللَّهِ يُقَلِّبُهَا كَيْفَ يَشَاءُ ‏”‏ ‏ Dari Anas, ia berkata, “Merupakan kebiasaan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memperbanyak doa Yaa muqollibal qulub tsabbit qalbi ala diinik Wahai yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu’. Aku katakan, Wahai Rasulullah, kami telah beriman kepada Anda dan apa yang Anda bawa. Apakah Anda masih khawatir terhadap kami?’ Beliau menjawab, Iya. Karena sesungguhnya hati itu berada di antara dua jari Allah. Lalu Dia bolak-balikkan sekehendak-Nya’.” [HR. Ahmad, Abu Dawud, dan at-Turmudzi]. Hati Nabi shallallahu alaihi wa sallam adalah hati yang paling jauh dari ketergelinciran. Bahkan bisa kita katakana mustahil hati beliau tergelincir dari hidayah Islam. Tapi beliau memperbanyak membaca doa ini. Dan beliau pun mengkhawatirkan para sahabatnya yang ketakwaan mereka sudah dipuji oleh Allah Ta’ala. عَنِ النَّوَّاسُ بْنُ سَمْعَانَ الْكِلابِيُّ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ مَا مِنْ قَلْبٍ إِلاَّ بَيْنَ أُصْبُعَيْنِ مِنْ أَصَابِعِ الرَّحْمَنِ إِنْ شَاءَ أَنْ يُقِيمَهُ أَقَامَهُ وَإِنْ شَاءَ أَنْ يُزِيغَهُ أَزَاغَهُ» Dari Nawas bin Sam’an al-Kilabi, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, Tidak ada satu hati pun kecuali berada di antara dua jari Ar-Rahman. Jika Dia menginginkan hati tersebut istiqomah, ia akan istiqomah. Kalau Dia menghendaki hati tersebut tergelincir, ia akan tergelincir’.” [HR. Ahmad]. Dan kita kembali kepada doa Abu Bakar di surat Al-Imran ayat 8 di atas, doa tersebut adalah doa yang dibaca oleh orang-orang yang mendalam ilmunya. Sebagaimana di ayat sebelumnya وَٱلرَّٰسِخُونَ فِى ٱلْعِلْمِ يَقُولُونَ ءَامَنَّا بِهِۦ كُلٌّ مِّنْ عِندِ رَبِّنَا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّآ أُو۟لُوا۟ ٱلْأَلْبَٰبِ “Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami”. Dan tidak dapat mengambil pelajaran daripadanya melainkan orang-orang yang berakal.” [Quran Ali Imran 7] Kemudian mereka membaca doa seperti di ayat yang ke-8. Kalau kita renungkan, siapakah yang memiliki kemugkinan tergelincir lebih besar? Orang-orang yang tidak berilmu atau orang-orang yang mendalam ilmunya? Atau dengan bahasa lain, siapakah yang lebih besar kemungkinan tersesat, ulama atau orang awam? Tidak diragukan lagi, orang awamlah yang kemungkinan menyimpangnya lebih besar. Tapi mereka berdoa وَالرَّاسِخُونَ فِي الْعِلْمِ يَقُولُونَ آمَنَّا بِهِ كُلٌّ مِّنْ عِندِ رَبِّنَا ۗ وَمَا يَذَّكَّرُ إِلَّا أُولُو الْأَلْبَابِ 7 رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ 8 “Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata “Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami”. Dan tidak dapat mengambil pelajaran daripadanya melainkan orang-orang yang berakal. Mereka berkata “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi karunia”. [Quran Ali Imran 7-8]. Merekalah orang-orang yang takut dan khawatir menyimpang. Mereka meneladani nabi mereka Muhammad shallallahu alaihi wa sallam yang memperbanyak doa يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ ‏ “Wahai yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu.” Kalau kita perhatikan riwayat-riwayat di atas tentang doa ini. Diriwayatkan oleh Anas. Oleh Nawas. Dan ada juga riwayat Aisyah. Semuanya mengatakan nabi banyak mengucapkan doa tersebut. Kalau tiga orang yang meriwayatkan, ketiga-tiganya sering mendengar Nabi mengatakan doa ini, artinya doa ini benar-benar sering dipanjatkan oleh Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Kemudian Nabi juga mengkhawatirkan para sahabat yang dipuji sebagai generasi terbaik umat ini, beliau tetap khawatir para sahabatnya tergelincir dari agama ini. Beliau perintahkan agar banyak memohon keteguhan dalam agama. Lalu bagaimana dengan kita umat akhir zaman? Kita telah melihat banyak fitnah dan penyimpangan. Fitnah syubhat dan syahwat bertebaran. Bisa ditemui dan didapatkan tanpa kita cari. Kita melihat Alquran dituduh dengan tuduhan bermacam-macam. Demikian juga dengan agama ini. Kita juga mendengar pribadi Rasulullah yang dipuji oleh Allah, dipuji oleh orang-orang yang tidak beriman kepada beliau, tapi di akhir zaman ini dituduh dengan bermacam tuduhan keji. Kita melihat sesuatu yang tidak disaksikan generasi terbaik umat ini. Kita juga menyaksikan bid’ah-bid’ah dan kelompok bid’ah tersebar di tengah kaum muslimin. Perpecahan umat yang begitu besar. Darah dan kehormatan dihalalkan. Kita menyaksikan banyak orang murtad dari agama ini. Kita semua umat akhir zaman menyaksikan ini. Artinya kebutuhan kita akan doa ini sangat besar sekali. Lihatlah Abu Bakar ash-Shiddiq dengan kualitas keimanan yang beliau miliki, hanya lima hari saja setelah Rasulullah wafat, beliau memperbanyak doa agar tetap istiqomah di atas agama. Padahal fitnah yang beliau lihat hanya satu. Yaitu orang-orang murtad. Kebutuhan kita dengan doa ini sangatlah besar. Degradasi akidah, akhlak, dan moral tersebar di tengah kita. Kaum muslimin, Di antara kiat agar kita istiqomah adalah perasaan butuh akan istiqomah dalam agama. Dan hanya Allah saja yang bisa meneguhkan kita di atas agama ini. Kalau Allah tidak meneguhkan kita, pasti kita akan tersesat. Di antara tipu daya terbesar dari Iblis adalah seseorang merasa teguhnya dia dalam Islam karena usahanya sendiri. Istiqomahnya karena kuatnya hatinya. Demi Allah, tidak demikian hakikatnya. Semua ini hanyalah dari Allah. Sebagaimana firman Allah Ta’ala, وَلَوْلَآ أَن ثَبَّتْنَٰكَ لَقَدْ كِدتَّ تَرْكَنُ إِلَيْهِمْ شَيْـًٔا قَلِيلًا “Dan kalau Kami tidak memperkuat hatimu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka.” [Quran Al-Isra 74] Dan sabda Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, استَقِيمُوا ولنْ تُحْصُوا “Istiqomahlah dan kalian tidaklah akan mampu untuk istiqomah dalam semua ketaatan dengan sebenar-benar istiqomah.” [HR. Malik]. Kemudian sebab lainnya agar kita istiqomah adalah bersegera dalam ketaatan. Jangan tunda. Dan jangan remehkan kebaikan sedikit pun. Semua yang bermanfaat untuk akhirat Anda, segera amalkanlah. Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا “Bersegeralah melakukan amalan shalih sebelum datang fitnah musibah seperti potongan malam yang gelap. Yaitu seseorang pada waktu pagi dalam keadaan beriman dan di sore hari dalam keadaan kafir. Ada pula yang sore hari dalam keadaan beriman dan di pagi hari dalam keadaan kafir. Ia menjual agamanya karena sedikit dari keuntungan dunia” [HR. Muslim] Kiat lainnya adalah berislam secara kafah. Mengikuti perintah Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu alaihi wa sallam. Allah Ta’ala berfirman, يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱدْخُلُوا۟ فِى ٱلسِّلْمِ كَآفَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِينٌ “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” [Quran Al-Baqarah 208]. Dan melaksanakan perintah Allah adalah sebab seseorang istiqomah. Allah Ta’ala berfirman, وَلَوْ أَنَّهُمْ فَعَلُوا۟ مَا يُوعَظُونَ بِهِۦ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ وَأَشَدَّ تَثْبِيتًا “Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan iman mereka.” [Quran An-Nisa 66]. Kiat lainnya adalah memiliki perhatian besar terhadap Alquran. Membacanya, menadabburinya, mempelajarinya, mengamalkannya, dan mendakwahkannya. Allah Ta’ala berfirman, قُلْ نَزَّلَهُۥ رُوحُ ٱلْقُدُسِ مِن رَّبِّكَ بِٱلْحَقِّ لِيُثَبِّتَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَهُدًى وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ Katakanlah “Ruhul Qudus Jibril menurunkan Al Quran itu dari Tuhanmu dengan benar, untuk meneguhkan hati orang-orang yang telah beriman, dan menjadi petunjuk serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri kepada Allah”. [Quran An-Nahl 102] Kita memohon kepada Allah agar meneguhkan kita di atas agama Islam. Dan wafat dalam keadaan memeluk agama yang mulia ini. وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ وَبَارَكَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْن سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ ، أشْهَدُ أنْ لا إلهَ إِلاَّ أنْتَ ، أسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إلَيْكَ Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Diambil dari ceramah Syaikh Said al-KamaliOleh tim Artikel
Artikelkali ini akan berhubungan tentang hal seperti teks kultum singkat, kultum terbaik, ceramah agama Islam, ceramah pendek, kultum singkat tentang sabar, dll. Alangkah baiknya jika kita ketahui lebih dulu apa itu sabar. Sebab Allah telah menjanjikan surga untuk hamba-hambanya yang telah bersabar dan istiqomah dalam menjalankan semua
Ilustrasi ibadah secara istiqomah. Foto PixabayBanyak dalil dalam Alquran dan hadits tentang istiqomah. Dalam Islam, istiqomah merupakan salah satu sikap terpuji yang harus dimiliki oleh setiap umat muslim. Selain dimiliki, sikap ini juga perlu diterapkan dalam kehidupan ada berbagai macam keutamaan yang akan didapat oleh seseorang apabila ia beristiqomah. Lantas, apa yang dimaksud dengan istiqomah? Apa saja dalil hadits tentang istiqomah?Artikel di bawah ini akan membahas secara lengkap mengenai arti istiqomah beserta dalil hadits, keutamaan, hingga cara menerapkannya dalam IstiqomahSecara etimologis, istiqomah berasal dari kata istaqoma-yastaqimu yang berarti tegak lurus. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, istiqomah diartikan sebagai sikap teguh pendirian dan selalu terminologi akhlak, istiqomah adalah siap teguh dalam mempertahankan keimanan dan keislaman sekalipun berbagai macam tantangan dan godaan. Ada pun arti istiqomah menurut Imam Ibnu Rajab al-Hambali, dalam kitabnya yang bertajuk Jami’ul-Ulum wal-Hik, ia berkata“Istiqomah adalah meniti jalan yang lurus, yaitu agama yang lurus, dengan tanpa membelok ke kanan atau ke kiri. Dan istiqomah mencakup melakukan semua ketaatan yang lahir dan yang batin dan meninggalkan semua perkara yang dilarang. Maka wasiat ini mencakup seluruh ajaran agama.”Ilustrasi ibadah secara istiqomah. Foto UnsplashBerdasarkan penjelasan di atas, istiqomah adalah melakukan ketaatan sebagaimana diperintahkan dengan tanpa melewati batas, tanpa mengikuti hawa-nafsu, walaupun orang menganggapnya sebagai sikap berlebihan atau mengurangi. Allah SWT berfirmanفَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌArtinya “Maka istiqomahlah tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan juga orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha melihat apa yang kamu kerjakan.” QS. Hud 112.Allah SWT kembali berfirman dalam ayat-Nya yang lainفَلِذَٰلِكَ فَادْعُ ۖ وَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ ۖ وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ ۖ وَقُلْ آمَنْتُ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ مِنْ كِتَابٍ ۖ وَأُمِرْتُ لِأَعْدِلَ بَيْنَكُمُ ۖ اللَّهُ رَبُّنَا وَرَبُّكُمْ ۖ لَنَا أَعْمَالُنَا وَلَكُمْ أَعْمَالُكُمْ ۖ لَا حُجَّةَ بَيْنَنَا وَبَيْنَكُمُ ۖ اللَّهُ يَجْمَعُ بَيْنَنَا ۖ وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُArtinya “Maka karena itu serulah mereka kepada agama ini dan istiqomahlah tetaplah dalam agama dan lanjutkanlah berdakwah sebagaimana diperintahkan kepadamu dan janganlah mengikuti hawa nafsu katakanlah Aku beriman kepada semua kitab yang diturunkan Allâh dan aku diperintahkan supaya berlaku adil di antara kamu. Allah-lah tuhan kami dan tuhan kamu. Bagi kami amal-amal kami dan bagi kamu amal-amal kamu, tidak ada pertengkaran antara kami dan kamu, Allâh akan mengumpulkan antara kita dan kepada-Nyalah tempat kembali kita.” QS. Syura 15.Hadits tentang IstiqomahSelain ayat Alquran di atas, ada juga dalil hadits yang membahas tentang istiqomah. Berikut beberapa dalil hadits tentang istiqomah sebagaimana dihimpun dari buku Ilmu Tasawuf karya Dr. H. Imam KanafiDi dalam Musnad Imam Ahmad dari Anas bin Malik, dari Nabi SAW, beliau bersabda “Iman seorang hamba tidak akan istiqomah, sehingga hatinya istiqomah. Dan hati seorang hamba tidak akan istiqomah, sehingga lisannya istiqomah. Dan orang yang tetangganya tidak aman dari kejahatan-kejahatannya, tidak akan masuk surga.” HR. Ahmad.Disebutkan dalam hadis riwayat Imam Tirmidzi dari Abu Sa’id al-Khudri secara marfuu’ dan mauquf, ia berkata “Jika anak Adam memasuki pagi hari sesungguhnya semua anggota badannya berkata merendah kepada lisan Takwalah kepada Allah di dalam menjaga hak-hak kami, sesungguhnya kami ini tergantung kepadamu. Jika engkau istiqomah, maka kami juga istiqomah, jika engkau menyimpang dari jalan petunjuk, kami juga menyimpang.” HR Tirmidzi.Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ibnu Majah dari Rasulullah, beliau berkata “Istiqomahlah dan kalian tidaklah akan mampu untuk istiqomah dalam semua ketaatan dengan sebenar-benar istiqomah.” HR. Ahmad dan Ibnu Majah.Dari Sufyan bin Abdullah ats-Tsaqafi, ia berkata “Wahai Rasulullah, katakan kepadaku di dalam Islam satu perkataan yang aku tidak akan bertanya kepada seorangpun setelah Anda! Rasulullah menjawab Katakanlah, aku beriman’, lalu beristiqomahlah.” HR. Muslim, Ahmad, Tirmidzi, dan Ibnu Majah.Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda “Istiqamahlah dan hendaklah engkau perbaiki akhlaqmu kepada manusia.” HR. Al Hakim dan Ibnu Hibban.Keutamaan IstiqomahDr. H. Imam Kanafi memberitahukan dalam buku Ilmu Tasawuf sebagai Penguatan Mental-Spiritual dan Akhlak, keutamaan istiqomah telah dijelaskan dalam surat Fushilat ayat 30-32, yakniDijauhkan oleh Allah dari rasa sedih dengan apa yang terjadi di masa rasa khawatir akan kehidupan di masa yang akan yang istiqomah juga diberikan perlindungan oleh Allah di juga berjanji akan memberikan surga tempat segala kenikmatan dan kebahagiaan kepada orang-orang yang beristiqomah di Istiqomah dalam KehidupanIlustrasi ibadah secara istiqomah. Foto PixabayAda pun beberapa cara menerapkan istiqomah dalam kehidupan sehari-hari, seperti dikutip dari buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk SMP/Mts Kelas VIII, yakni sebagai berikutSelalu menjalankan perintah Allah SWT dan menjauhi larangannya dalam bentuk apa salat tepat pada terus menerus hingga menaati aturan, baik di rumah, sekolah, maupun menjalankan kewajibannya dengan rasa senang dan nyaman, tidak merasa dipaksa atau Agar Bisa Bersikap IstiqomahTak sedikit umat Islam berharap memiliki sikap istiqomah dalam ibadah dan perbuatan baik yang dilakukannya. Namun, menerapkan istiqomah dalam ibadah dan perbuatan baik tidaklah semudah yang karena itu, Rasulullah SAW memberikan beberapa cara agar umatnya bisa selalu memiliki sikap istiqomah. Merujuk buku 40 Hadis Sikap Penuntut Ilmu karya Edi Mawardi, berikut beberapa cara agar bisa terus bersikap istiqomah ajaran Rasulullah SAW1. Berdoa kepada Allah SWTSetiap manusia pasti membutuhkan bantuan Allah SWT, termasuk agar senantiasa memiliki sikap istiqomah. Maka dari itu, Rasulullah SAW memberikan beberapa doa yang bisa dipanjatkan untuk diberikan sikap istiqomah oleh Allah SWT. Berikut bacaan doanya “Kala itu, Ali radhiyallahu anhu meminta kepada Rasulullah SAW untuk mengajarkannya sebuah doa, Rasulullah SAW kemudian bersabdaقُلْ اللَّهُمَّ اهْدِنِي وَسَدِّدْنِي»Ucapkanlah Allahummah dinii wa saddidnii Ya Allah berilah aku petunjuk dan jadikanlah aku benar dan lurus dalam seluruh perkaraku.‎وَاذْكُرْ بِالهُدَى هِدَايَتَكَ الطَّرِيقَ، وَالسَّدَادِ سَدَادَ السَّهْمِ‎Dan ingatlah petunjuk yang anda ucapkan dalam doamu adalah sebagaimana anda mendapatkan petunjuk ketika meniti jalan dan ingatlah kelurusan yang anda ucapkan dalam doamu adalah ibarat lurusnya anak panah.‎قُلْ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالسَّدَادَ‎Ucapkanlah Allahumma innii as`alukal hudaa was sadaad Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu petunjuk dan kebenaran/kelurusan.” HR. Muslim.2. Jadikan ibadah sebagai kebutuhanAgar dapat memiliki sikap istiqomah tentu umat muslim harus rajin dalam menjalankan ibadah dengan niat ikhlas karena Allah SWT. Apabila seseorang selalu menjalankan ibadah, maka ia akan merasa terbiasa beribadah. Jika meninggalkannya, ia pun akan merasa kekurangan karena ibadah telah menjadi Terus mengingat bahwa siksa Allah SWT itu nyataIngatlah bahwa setiap perbuatan yang dilakukan di dunia pasti akan ada balasannya kelak di akhirat. Jika mengingat hal tersebut, seseorang akan terus berusaha untuk berbuat baik dan Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata “Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda Bersikaplah yang lurus dan tetaplah dalam kebenaran. Dan ketahuilah, bahwasanya tidak ada seorang pun dari kalian yang selamat karena amal sahabat bertanya Termasuk engkau, wahai Rasulullah? Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda Termasuk aku, hanya saja Allah meliputi diriku dengan rahmat dan karunia Nya.”Apa hadits tentang istiqomah? Apa arti istiqomah dalam Islam?Pada surah apa dan ayat berapa terdapat perintah berperilaku istiqomah?
Rajinmendengar ceramah 02. agama untuk menambah pengetahuan mengenai islam. 03. Mengerjakan ibadah dengan 05. Menguar-uarkan pada sempurna agar iman kita masyarakat atau rakan terjaga. handai mengenai kesucian dan keindahan agama islam itu sendiri. 16 ahiru KALIMATIN Kesimpulannya, salah faham terhadap Islam bukanlah perkara yang
- Teks khutbah Idul Fitri 2023 di bawah ini akan menyampaikan tentang pentingnya istiqomah dalam beribadah setelah merupakan hari kemenangan bagi umat Islam, setelah berpuasa sebulan penuh selama hari tersebut, kaum muslim kembali suci layaknya bayi yang baru lahir. Namun, Idulfitri selayaknya menjadi momentum bagi umat Islam untuk melanjutkan segala ibadah yang dilakukan dengan giat selama Ramadan sebelumnya, untuk kembali diamalkan di hari-hari contoh naskah khutbah Idulfitri 2023 tentang penting istikamah dalam beribadah Teks Khutbah Idulfitri 2023 Istiqomah Ibadah setelah Ramadhan Bismillaahirrahmaanirrahiim..Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh,اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ اَللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ ِللهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَأَعَزَّ جُنْدَهُ، وَهَزَمَ اْلأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اَللهُ أَكْبَرُ وَللهِ ِللهِ الَّذِيْ وَفَّقَنَا ِلإِتْمَامِ شَهْرِ رَمَضَانَ وَأَعَانَناَ عَلىَ الصِّيَامِ وَالْقِيَامِ وَجَعَلَنَا خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ للِنَّاسِ. نَحْمَدُهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَهِدَايَتِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ الْمَلِكُ الْحَقُ الْمُبِيْنُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ خَاتَمُ النَّبِيِّيْنَ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَالتَّابِعِيْنَ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنَ، أَمَّا بَعْدُفَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ، وَأَحُسُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَSegala puji bagi Allah Swt. Selawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Agung Muhammad saw. beserta keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikutinya hingga yaumulkiamah. Amm ba’du,Hadirin kaum muslimin wal muslimat, jemaah Salat Idulfitri rahimakumullah,Alhamdulillah, berkat nikmat iman, Islam, dan ihsan, pada hari ini, [..., April 2023], kita dapat berkumpul dalam majelis salat dan khotbah Idulfitri 1444 H yang insyaallah dirahmati Allah kesempatan ini, khatib akan menyampaikan khotbah tentang pentingnya istikamah dalam beribadah setelah bulan kaum muslimin wal muslimat, jemaah Salat Idulfitri rahimakumullah,Genap sudah umat Islam berpuasa selama sebulan penuh pada Ramadan 1444 H. Sebenarnya tidak hanya berpuasa, kaum muslim juga menjalankan berbagai ibadah seperti Salat Tarawih, bersedekah berupa menu berbuka maupun sahur, tadarus Al-Qur’an, mendirikan qiamulail, hingga iktikaf menyambut malam Lailatulqadar di bulan hari ini, kita kaum muslim dan muslimat telah tiba di Hari Kemenangan, Hari Raya Idulfitri 2023. Umat Islam pada hari ini memasuki hari kemenangan sebab telah berhasil menahan lapar dahaga, hawa nafsu, hingga segala larangan Allah Swt. selama hanya itu, di Hari Raya Idulfitri ini kita juga kembali suci seperti layaknya bayi yang baru lahir. Sebab, ketika seorang muslim berpuasa di bulan Ramadan, Allah Swt, akan menghapuskan dosa-dosanya sebagaimana riwayat Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda sebagai berikut“Barangsiapa berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu,” HR. Bukhari.Hadirin kaum muslimin wal muslimat, jemaah Salat Idulfitri rahimakumullah,Kendati bulan Ramadan telah berlalu, umat Islam tidak boleh lalai dari perintah Allah Swt. Kita harus senantiasa menjaga ketakwaan dengan menjalankan ibadah-ibadah yang telah kita kerjakan selama bulan Ramadan seperti berpuasa sunah, bersedekah, qiamulail, serta membaca Al-Qur’an. Allah Swt. menganjurkan supaya umat Islam senantiasa bertakwa dalam Surah Al-Hasyr ayat 18 sebagai berikutيٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍۚ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ خَبِيْرٌ ۢبِمَا تَعْمَلُوْنَArab LatinnyaYā ayyuhal-lażīna āmanuttaqullāha waltanẓur nafsum mā qaddamat ligadin, wattaqullāha, innallāha khabīrum bimā tamalūna.Artinya“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok [akhirat]. Bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan,” QS. Al-Hasyr [59] 18.Menjaga diri untuk senantiasa beribadah, terlebih setelah Ramadan usai, bukanlah perihal mudah. Oleh sebab itu, diperlukan tekad, keyakinan, dan iman yang kuat guna menghadapi tantangan, baik karena pekerjaan maupun hawa nafsu. Allah Swt. memberikan motivasi kepada umat yang bersungguh-sungguh dalam beribadah dalam Surah Al-Ankabut ayat 69 sebagai berikutوَالَّذِيْنَ جَاهَدُوْا فِيْنَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَاۗ وَاِنَّ اللّٰهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِيْنَ ࣖArab LatinnyaWal-lażīna jāhadū fīnā lanahdiyannahum subulanā, wa innallāha lamaal-muḥsinīna.Artinya“Orang-orang yang berusaha dengan sungguh-sungguh untuk [mencari keridaan] Kami benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Sesungguhnya Allah benar-benar bersama orang-orang yang berbuat kebaikan,” QS. Al-Ankabut [29] 69.Salah satu perkara yang dapat dilakukan supaya kita istikamah dalam beribadah adalah dengan muraqabah yakni mendekatkan diri kepada Allah Swt. Kedekatan ini akan membangun keyakinan di hati bahwa Allah Swt. selalu mengawasi gerak-gerik keyakinan itu, umat muslim bisa menjadi lebih kuat menahan hawa nafsu dan takut untuk menjalankan perkara yang dilarang syariat. Rasulullah saw. pernah menjawab pertanyaan Jibril dalam riwayat Imam Muslim sebagai berikutأَنْ تَعْبُدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَإِنَّهُ يَرَاكَ“Engkau menyembah Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, dan apabila engkau tidak dapat melihat-Nya, maka sesungguhnya Dia melihatmu,” HR. Muslim.Hadirin kaum muslimin wal muslimat, jemaah Salat Idulfitri rahimakumullah,Demikianlah khotbah Salat Idul Fitri 2023 seputar mempertahankan ibadah setelah Ramadhan, semoga apa yang telah disampaikan memberikan kebermanfaatan bagi khatib maupun segenap jemaah. Mari kita manfaatkan diri yang kembali suci ini untuk beribadah kepada Allah Swt. Di samping itu, semoga Allah Swt. menjadi rida kepada kita. Aamiin allahumma اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَBaca juga Teks Ceramah Ramadhan 2023 Makna Lailatul Qadar & Cara Meraih Ceramah Pendek Ramadhan 2023 tentang Bersyukur beserta Haditsnya - Sosial Budaya Kontributor Syamsul Dwi MaarifPenulis Syamsul Dwi MaarifEditor Muhammad Fadli Nasrudin Alkof
. 166 269 307 133 134 367 255 139

teks ceramah agama tentang istiqomah